"Senja menjelang, Rindu menjulang" (Moamar Emka)dan, kau yang perlahan menghilang.
hilang oleh rasa. dan mati bersamanya.
menyisakan asa. pada siapa lagi aku mengadu Hampa?
kau yang pernah pura-pura ada atau tentang cinta sepenuhnya.
aku sudah tak mampu lagi membeda,
apa cukup aku mengharu biru pada kata?
berteriak pada senja dan mengutuk semesta?
mengapa detik memaksa kita untuk saling bicara.
mereka mereka begitu bahagia..
dan berbahasa dalam harap yang sama.
hingga pada satu jeda, kita berpikir apa takdir memang mempermainkan kita seenaknya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar