Senin, 17 Februari 2014

14.02.14-- Sewindu diri ini menjadi Muslimah

Hi., (ah.seperti orang bule saja permulaan nya Hi*)

Assalamualaikum, untuk saya sendiri :) (karena siapa lagi yang akan membacanya jika bukan daridanhanya saya saja) :p

Hari ini adalah Jum'at. tepat ditanggal 14 Februari 2014. Akan teramat lengkap jika memang saya tidak diberikan tamu oleh Allah disaat tanggal yang saya nantikan. Saya bisa sedikit melebihkan memuji keagungan Nya seperti biasa yang saya lakukan jika memang sedang tidak diliburkan. Tepat. Hari ini adalah sewindu saya. 

Sewindu diri ini mengikrarkan hati untuk menjadi seorang muslimah. 

Sewindu diri ini harus membiasakan menutup aurat jika ingin ia keluar rumah. 

Sewindu, yang belum berarti apa-apa atas kecintaan yang kupunya  untuk berdakwah.

Rabb, ampuni. atas hati yang tak pernah sempurna mencintai-Mu hingga sewindu ini berlalu. 


Kembali kepada 8 tahun yang lalu. 

Adalah senin hari yang ALLAH tetapkan disaat tanggal 14 Februari di tahun akhir saya akan meninggalkan dunia seragam sekolahan. 2006. Iya. beberapa bulan lagi saya akan meninggalkan seragam putih abu-abu. Adalah Ibu orang yang pertama berhasil saya kagetkan dengan pakaian tertutup saya ketika itu. Rok abu-abu panjang, kemeja putih panjang dan tentunya tanpa rambut yang sudah tak terlihat lagi. Jilbab yang tidak sepenuhnya putih, dipinggirnya berwarna gradasi soft pink saya kenakan. Karena pada saat itu tidak menemukan jilbab yang putih tanpa warna tambahan sama sekali.
Mengagetkan Ibu  saat sedang menyiapkan sarapan untuk kami semua. Ibu beneran kaget. Dan hanya mengeluarkan kalimat "Jangan pernah dibuka jilbabnya" sambil menyatukan gula dalam sebuah gelas yang berisikan air yang telah berwarna cokelat. Susu. Dan saya hanya membalasnya "insyaALLAH". Percakapan yang cukup hemat, padahal itu adalah moment baru saya. Padahal saya berharap lebih, tapi,sudahlah. Ini sudah biasa seperti itu. Pada saat berpamitan pada Ayah pun, seperti saya sudah lama mengenakan jilbab. ^^ sudahlah. bukan ini yang akan saya ceritakan.

Sekolah. Upacara. Semua mata tertuju pada saya.
Saya yang cukup hampir dikatakan telat datang dihari senin, bersama beberapa teman karena kami adalah satu mobil jemputan. Mereka - mereka pada melihat saya., tak terkecuali beberapa guru. Sebelumnya teman se-jemputan adalah orang-orang yang berhasil saya berikan kejutan setelah Ibu. ^^. Tidak ada yang komentar sama sekali ketika itu. daripada nanti kelihatan guru lalu diberi sanksi karena ribut saat mengikuti ritual upacara.
Barulah setelah semua masuk pada kelas masing - masing, semua mata tertuju. saya seperti menjadi anak baru. ^^ banyak yang mengucapkan selamat, tapi tidak sedikit saya dijadikan bahan becandaan teman dengan mengatakan : "Habis kena azab,Tan? jadi pake jilbab?heheh"  atau mereka yang mengatakan : "Habis dapat hidayah ni yee".. saya hanya tersenyum. Dengan tanpa saya setting, seketika saya tidak membalas mereka yang biasanya saat becandaan, langsung saya balas. Saat itu saya hanya membalas senyum. Sehari-dua hari, mungkin sampai seminggu merasa menjadi yang diperhatikan. hehehe *PD banget saya* tapi memang iya., karena sekolah saya termasuk bisa dikatakan saling mengenal karena (lagi) saya adalah angkatan yang kedua,. jadi kesimpulannya saat itu sekolah saya dikatakan baru.

Terima Kasih kepada : Sari.
Sari adalah teman sekelas saya yang paling pertama tau saya akan mengenakan jilbab. Iya. Sari adalah yang menjadi pertama, tentunya pasti ALLAH yang memiliki nyawa saya mutlak lebih mengetahui akan niat saya. Seminggu sebelum saya mengenakan jilbab, saya bertanya pada Sari. Bukan bertanya tentang agama, bukan tentang bagaimana perasaannya pakai jilbab,tapi tentang berapa pengeluaran yang ia keluarkan untuk membeli semua baju seragamnya. Katanya ia jahit,. Lalu saya mengatakan kalau saya ingin pakai jilbab, ia tersenyum senang,. Tapi saya meminta untuk tidak memberitahukan siapapun, dan ia tau kalau Ibu pun tidak tau akan niat saya akan menggunakan jilbab.
Kamis. Iya. Hari itu, adalah hari kamis. saya masih mengingatnya karena saat itu saya dan Sari mengenakan seragam pramuka. setiap kamis kami semua selalu mengenakan pakaian berwarna cokelat tua dan muda itu. Sepulang sekolah, hari itu saya tidak pulang bersama jemputan. Beberapa teman bertanya saya akan kemana, saya bilang mau main sebentar. Sari yang menemani saya untuk membeli bahan lalu untuk saya jahitkan ke tukang jahit agar ia menjadi baju. Dan hanya Sari yang tau ketika itu kalau saya membeli bahan dan membayar jahitan baju dari uang tabungan yang saya miliki ketika itu. Sepulag dari membeli bahan, saya langsung menuju ke tetangga yang penjahit, saya meminta cepat, memintanya untuk hari senin saya kenakan.
Dan Sari adalah orang yang tidak kaget ketika melihat saya mengenakan jilbab kala itu.
terima kasih Sari.,:)

Sewindu aku.,

ALLAH, mohon bantu..

jangan pernah tinggalkan aku, jangan pernah hilangkan Nur pada relung hatiku.

Sungguh, cintaku tak sempurna hingga hari ini apalagi saat dulu.,

Ampuni aku.


Kepada: Engkau pemilik waktu, 
tidak tau apakah aku akan Engkau berikan waktu untuk merayakan ke-2 akan sewindu., 
Terima kasih ALLAH.  

pic:googling


Keputusan ini.
Tidak karena terburu-buru,atau hal apapun. Memang sempat beberapa kali ingin mengenakan jilbab sebelum keputusan akhirnya saya mengenakan jilbab. Keinginan itu pernah saya share ke Ibu bahwa ingin mengenakan kerudung,. Tapi Ibu meminta saya nanti saja saat awal mula kuliah. Tanggung katanya. Lalu pernah meminta hal yang sama kepada Ibu bahwa saya ingin mengenakan jilbab esok sekolah. Kalau yang ini saya mendapatkan amarah dari Ibu. karena untuk kedua kalinya saya ingin berjilbab adalah karena sepulang dari salon saya mendapatkan hasil potongan rambut yang akan membuat saya malu saat ke-sekolah. hehehe. Iya. potongan rambut yang amaat pendek dan itu adalah yang terpendek yang pernah saya miliki. Ibu bilangnya: "kalau pake jilbab hanya karena salah potong rambut,besok-besok bisa dibuka lagi".. akhirnya saya ke sekolah dengan tanpa jilbab. Jadilah bahan becandaan beberapa teman. Itu satu tahun sebelum saya mengenakan jilbab dan adalah keputusan yang pada akhirnya saya mengambil cara sendiri.
Sebenarnya memang mengenakan jilbab sudah ada dari dulu, tapi masih ia sekedar lewat dan tidak menetap. Namun setelah saya mengikuti sebuah training Pengembangan Diri yang diikuti selama 2 hari di bulan januari sebulan sebelum saya memutuskan menutup aurat. Ah., tidak sebulan. karena pelatihan yang saya ikutin ketika itu minggu akhir di bulan januari. Hanya beberapa minggu., 

Tanpa ada kata nanti lagi,

Tanpa meminta izin lagi,

Saya memutuskan diri

Untuk menutupi 

Untuk memperbaiki diri,

Untuk mendekat pada Ilahi Rabbi..

 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar