“selama panca indera mu masih
dimampukan untuk menghirup udara dengan bebasnya oleh Pemilik Semesta Kebebasan , selama itu
pula kita merangkai cerita dengan episode-episode kehidupan”
Dan
ini adalah episode kehidupan saya.
Dimana,pada
awalnya bagi saya episode ini adalah yang begitu sulit untuk saya nikmati.
Namun disela itu, ada kenikmatan yang begitu tak terbayarkan.
Dimana
putaran waktu bagi banyakan orang berputar tanpa pengertiannya. Tapi tidak bagi
saya. Waktu yang saya miliki kini berjalan dengan pengertian,terkadang bagi
saya pun waktu berjalan begitu lamban.
Padahal dari jamannya matahari perdana
diterbitkan oleh Tuhan dari zaman dahulu hingga sekarang, perputaran waktu sama saja.
Iya,
waktu saya kini dan kemaren yang lalu begitu berlimpah.
Iya,
waktu saya kini dan kemaren dihabiskan ditempat yang bernama rumah.
Iya,
kini saya tidak bekerja.
Iya,
saya sudah merasakan penyesalan yang seakan tak miliki jeda.
Iya,
saya juga merasakan kekecewaan dibalik keteduhan wajah mereka yang mulai menua
oleh usia.
Iya,
saya diperbincangkan para tetangga juga beberapa saudara karena belum bekerja.
Iya,
saya mendapatkan kekesalan dari salah satu saudara yang menggerutu ketika
bertemu karena sudah tidak memberinya uang sekedar pulsa.
Iya,
saya salah.
Iya,
semestinya tidak saya hiraukan ketidak nyamanan yang saya rasa. Setiap ketika
matahari memerankan perannya di pagi hari, setiap hari itu pula saya tidak
merasakan sapaan matahari yang begitu hangat menyapa. Selama itu pula saya
keluar rumah dengan mata yang tidak sempurna indah karena sisa air mata. Dan
ketika keluar saat matahari masih menyapa dengan sisa sinarnya,betapa bahagia
jiwa.
Iya,
saya kalah dan pecundang karena tidak mampu bertahan. Saya sama sekali tidak memikirkan perasaan orang –
orang yang mencinta.
Betapa
saya menyakiti mereka.
Saya
seakan memutuskan rahmat rezeki dari pemberian Pemilik Semesta.
Namun,
dalam waktu yang dilimpahkan, saya menemukan Tuhan dalam sesi-sesi yang indah.
Terserah mereka-mereka mengatakan saya bertemu Tuhan karena keadaan dan
kesalahan yang telah saya lakukan,saya dalam kelemahan, lalu saya bertemu
Tuhan.
Bukan,
bukan berarti mereka – mereka diluar sana tidak menemukan Tuhan dalam
waktu terbatasnya. Dalam setiap gerakan
dan kegiatan mereka pun, mereka sudah bertemu dengan Tuhan.
Saya
hanya punya kelebihan waktu untuk bertemu dengan Pemilik Waktu dan Pemilik
segala-galanya :
dalam
bentangan sajadah, dalam alunan do’a, dalam bacaan kitab yang sempurna, dalam
waktu dimana aku bebas dan sesuka hati untuk bermanja – manja.
Iya,
saya dapat menikmati itu semua saat ini dengan bahagia. Begitu kenikmatan yang
tak tergantikan. Walau dalam kenikmatan itu selalu terselip wajah mereka yang
mulai menua dan saya belum mampu merekahkan senyum bahagia.
Maaf.
Ini episode saya,
(8 juli 2013)
 |
Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang saya tidak mampu |
|
|