“setiap mereka memilih cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayang. Ada yang betul-betul demonstratif, tetapi banyak juga yang menyimpan rapat dihati”(sewindu,Tasaro)
saya? Berada dan besar pada
lingkungan keluarga yang tak mampu mengungkapkan rasa sayang secara
demonstratif. Dimana kata:sayang,rindu,cinta tak pernah saya dengar dari saya
mulai mengerti akan makna kata itu sampai saya menulis ini.
Dan untuk menulis inipun butuh waktu yang lama untuk saya utarakan dalam susunan kata. Berharap diantara sela waktu saya akan mendengarkan kata ajaib itu.
Terlebih lagi saya memimpikan
adanya pelukan,kecupan,dan elusan hangat dari tangan-tangan yang melahirkan
saya dengan cinta mereka. Lupa kapan terkahir sentuhan itu saya rasakan dengan
hati yang sempurna.
Saya rindu itu …..
Maaf
Ya Rabb, terkadang saya iri seperti teman yang bercerita hangatnya
keluarga, yang selalu dapat pelukan disetiap ia akan pergi,dan terkadangpun
saya mendapatkan pelukan dan ciuman hangat perpisahan dari Ibunya teman saya.
Saat berpamitan dari rumahnya sampai mata ini berkaca-kaca *tidak diminta*.
Saya hanya rindu…
Akan ada pemakluman ketika waktu
yang menghadirkan kelelahan sehingga tak mampu hadirkan itu semua,. Tapi tidak
untuk kita,kan? Dimana waktu sungguh berlimpah ruah untuk kita mengungkap rasa.
Tapi inilah adanya, saya tidak boleh
menuntut untuk sama seperti apa yang teman saya dapatkan yaitu hangatnya
keluarga.
Semestinya, sudah menjadi pemakluman bahwa tidak semua sama, dan saya hanya tinggal bagaimana mensyukuri rasa yang telah dan masih ada. bahwa saya sudah sungguh luar biasa dengan ini semua ,karena tidak sedikit mereka dihilangkan rasa ataupun kehilangan oleh jarak,waktu bahkan dimensi dunia.
Keterusan ini menciptakan saya yang tidak berani untuk
mengungkapkan rasa, tidak berani mengatakan apa yang saya rasa, dan lebih
memilih meredamkan rasa. Sehingga saya menjadi *pemendamrasa*
ALLAH punya caraNya untuk
menggantikan rasa yang ingin saya rasakan. Ketika saya berada dilingkungan
teman teman bahkan sudah saya anggap keluarga yang sudah tentu dengan tanganNya
saya menjadi bagian keluarga seiman. Keluarga yang sama sekali tidak
sedarah,tapi kadang kedekatan rasa melebihi dari kenyataannya. Dimana saya mulai
berani bercerita,mendegarkan,dan tentu pelukan hangat dari mereka-mereka yang
juga berbagi cerita. bersama mereka, saya juga baru merasakan bagaimana menjadi adik dan
juga tentunya merasakan ada sosok kakak yang memperhatikan.
Sungguh, mereka mengajarkan saya banyak rasa, dan saya tidak tau apakah ia yang terakhir datang, termasuk dari rencana Tuhan untuk menyempurnakan rasa yang semakin membuat saya merasa ada,saya bahagia…
Tapi tetap saja, saya ingin rasakan
pelukan,kecupan,atau bahkan elusan hangat dari tangan-tangan yang membuat saya
ada dan nyata.
Saya rindu, ….
Maaf, saya menulis ini. Sudah
terlalu rindu hingga tak mampu saya pendam dan tak mampu saya utarakan. Saya
hanya mampu seperti ini. Menulis apa yang saya rasa kini.
Maaf ALLAH,saya meminta lebih atas
semua yang telah Engkau suguhkan. Maaf ALLAH, hingga pada waktu yang Engkau
berikan, saya tak mampu memberikan mereka sebuah senyuman. Dan saya meminta
sesuatu dari mereka? Ooh,sungguh saya tidak tau dirinya.
Tapi, sungguh,saya ingin
merasakannya,…
-------------------------------------------
(akir juni 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar