Sabtu, 06 Juli 2013

no title


“setiap mereka memilih cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayang. Ada yang betul-betul demonstratif, tetapi banyak juga yang menyimpan rapat dihati”(sewindu,Tasaro)




saya? Berada dan besar pada lingkungan keluarga yang tak mampu mengungkapkan rasa sayang secara demonstratif. Dimana kata:sayang,rindu,cinta tak pernah saya dengar dari saya mulai mengerti akan makna kata itu sampai saya menulis ini. 

Dan untuk menulis inipun butuh waktu yang lama untuk saya utarakan dalam susunan kata. Berharap diantara sela waktu saya akan mendengarkan kata ajaib itu. 


Terlebih lagi saya memimpikan adanya pelukan,kecupan,dan elusan hangat dari tangan-tangan yang melahirkan saya dengan cinta mereka. Lupa kapan terkahir sentuhan itu saya rasakan dengan hati yang sempurna.


Saya rindu itu …..


Maaf  Ya Rabb, terkadang saya iri seperti teman yang bercerita hangatnya keluarga, yang selalu dapat pelukan disetiap ia akan pergi,dan terkadangpun saya mendapatkan pelukan dan ciuman hangat perpisahan dari Ibunya teman saya. Saat berpamitan dari rumahnya sampai mata ini berkaca-kaca *tidak diminta*. 
Saya hanya rindu…


Akan ada pemakluman ketika waktu yang menghadirkan kelelahan sehingga tak mampu hadirkan itu semua,. Tapi tidak untuk kita,kan? Dimana waktu sungguh berlimpah ruah untuk kita mengungkap rasa.

Tapi inilah adanya, saya tidak boleh menuntut untuk sama seperti apa yang teman saya dapatkan yaitu hangatnya keluarga. 

Semestinya, sudah menjadi pemakluman bahwa tidak semua sama, dan saya hanya tinggal bagaimana mensyukuri rasa yang telah dan masih ada. bahwa saya sudah sungguh luar biasa dengan ini semua ,karena tidak sedikit mereka dihilangkan rasa ataupun kehilangan oleh jarak,waktu bahkan dimensi dunia.



Keterusan  ini menciptakan saya yang tidak berani untuk mengungkapkan rasa, tidak berani mengatakan apa yang saya rasa, dan lebih memilih meredamkan rasa. Sehingga saya menjadi *pemendamrasa*


ALLAH punya caraNya untuk menggantikan rasa yang ingin saya rasakan. Ketika saya berada dilingkungan teman teman bahkan sudah saya anggap keluarga yang sudah tentu dengan tanganNya saya menjadi bagian keluarga seiman. Keluarga yang sama sekali tidak sedarah,tapi kadang kedekatan rasa melebihi dari kenyataannya. Dimana saya mulai berani bercerita,mendegarkan,dan tentu pelukan hangat dari mereka-mereka yang juga berbagi cerita. bersama mereka, saya juga baru merasakan bagaimana menjadi adik dan juga tentunya merasakan ada sosok kakak yang memperhatikan. 

Sungguh, mereka mengajarkan saya banyak rasa, dan saya tidak tau apakah ia yang terakhir datang, termasuk dari rencana Tuhan untuk menyempurnakan rasa yang semakin membuat saya merasa ada,saya bahagia…




Tapi tetap saja, saya ingin rasakan pelukan,kecupan,atau bahkan elusan hangat dari tangan-tangan yang membuat saya ada dan nyata.



Saya rindu, ….

Maaf, saya menulis ini. Sudah terlalu rindu hingga tak mampu saya pendam dan tak mampu saya utarakan. Saya hanya mampu seperti ini. Menulis apa yang saya rasa kini.



Maaf ALLAH,saya meminta lebih atas semua yang telah Engkau suguhkan. Maaf ALLAH, hingga pada waktu yang Engkau berikan, saya tak mampu memberikan mereka sebuah senyuman. Dan saya meminta sesuatu dari mereka? Ooh,sungguh saya tidak tau dirinya.

Tapi, sungguh,saya ingin merasakannya,…

------------------------------------------- (akir juni 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar