Kamis, 04 Juli 2013

penyimpan rasa


Ia, wanita penyimpan rasa
Ia, wanita yang masih mempunyai asa atas rasanya
Ia, wanita yang hanya mampu memberikan radarnya dan tak mampu mengutarakan rasa yang ia punya
Ia, wainta yang menjadi begitu bahagia ketika mendapatkan balasan kata dari pesan elektronik media
Wajahnya berubah menjadi merekah ketika bertemu dengan pria yang ia taruh rasanya walau diantara mereka tidak banyak berkata-kata
Sampai tak sabar untuk berbagi cerita disaat setelah pertemuan itu kepada saya. Ia. Saya menjadi pendengar setianya. Begitu juga sebaliknya.

Hingga waktu membuatnya lelah
Hingga waktu membuatnya tau akan rasa yang dimilikinya salah
Hingga waktu membuatnya menyerah
Hingga waktu menyadarkan ia bahwa pria yang dicintainya menaruh rasa bukan padanya

Ia, wanita yang hanya minta untuk dikuatkan oleh Tuhan pemilik rasa 

Ia, wanita yang ingin berdiri kembali dari puing-puing kepatahan hatinya.


Tidak, rasa itu tidak pernah salah. Bahwa rasa yang menaruhnya adalah Tuhan , sang pemilik alam semesta.
Maka ketika kita mengatakannya salah,berarti kita menyalahkan kekuasaan Tuhan,dong ^^
Tuhan Maha pemilik Keindahan dan Kesempurnaan …

Kau hanya diminta sedikit bersabar saja, tidak hanya untuk kau,tapi juga aq dan wanita –wanita yang menjadi penyimpan rasa yang sempurna.

Kau adalah wanita yang benar benar penyimpan rasa yang sempurna. Kau tetap menjaganya dalam relung yang kau punya, hingga kau merasa lelah. Dan kau menaruh kepercayaan yang sempurna hanya kepada Tuhan, pemilik rasa .
Kau ingat? Dari satu tahun lalu aq memaksamu untuk kau utarakan rasa yang sudah lama kau simpan dengan sempurna itu. Ntah bagaimana caranya, dari susunan sunanan kata yang cukup akan mewakilinya, dari kau yang sebenarnya wanita pintar yang lulusan komunikasi lalu memberitahunya langsung tanpa alat perantara dan semacamnya, hingga aq menawarkan diri sebagai pelantaranya.

Kau menolaknya.


Betapa angkuhnya aq ya ketika itu dengan meminta kau untuk melakukan hal yang pernah aq lakukan. Yaitu menjadi *pengata rasa*. Walau aq pun mengatakannya hanya berani lewat susunan susunan kata. Itu sudah menjadikan ku merasa hebat,lalu minta kau melakukan hal yang sama.

Setidaknya ketika itu aku lega, aku hanya ingin kau juga punya rasa yang sama. Kelegaan. Walau masih akan butuh waktu untuk tau rasa yang sebenarnya dan jika rasa itu sudah tertulis dalam Lauh Mahfudz Nya. Bukan, bukan aku tak percaya keberadaan dan kesempurnaan Tuhan untuk perihal ini, tapi aku hanya tidak ingin merasakan hal yang sama ketika aku dulu benar-benar menyimpan rasa dalam diam. Dalam diam yang begitu sempurna. Hingga pada akhirnya, ia telah berkeluarga dan telah menjadi ayah. 

Tapi sungguh, ketika itu ALLAH tak membiarkan aku untuk menangis sesegukan, aku hanya sedikit lemas,cukup sehari. Ah lupa berapa lama., hingga pada akhirnya ALLAH dengancaraNya mendatangkan orang yang sudah aku kenali walau dulu hanya sebatas kenalan saja. Dan untuk yang ini,aku mengutarakannya dengan caraku yang semoga tidak seperti wanita-wanita yang mudah mengutarakan rasanya. Sungguh, aku tidak meminta pertanggung jawaban atas rasa yang kupunya padanya. Aku hanya minta kepada Tuhan yang dengan keMAHAan Nya untuk diberikan petunjuk Nya yang sempurna atas rasa yang kupunya.

“Karena, yang menaruh rasa dan menghilangkan rasa adalah pemilik alam semesta. ALLAH ar-rahman, ar-rahiim.”



Semangat terus teteh, kecuup jauuh ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar