Ia, wanita penyimpan rasa
Ia, wanita
yang masih mempunyai asa atas rasanya
Ia, wanita
yang hanya mampu memberikan radarnya dan tak mampu mengutarakan rasa yang ia
punya
Ia, wainta
yang menjadi begitu bahagia ketika mendapatkan balasan kata dari pesan elektronik
media
Wajahnya
berubah menjadi merekah ketika bertemu dengan pria yang ia taruh rasanya walau
diantara mereka tidak banyak berkata-kata
Sampai tak
sabar untuk berbagi cerita disaat setelah pertemuan itu kepada saya. Ia. Saya
menjadi pendengar setianya. Begitu juga sebaliknya.
Hingga waktu
membuatnya lelah
Hingga waktu
membuatnya tau akan rasa yang dimilikinya salah
Hingga waktu
membuatnya menyerah
Hingga waktu
menyadarkan ia bahwa pria yang dicintainya menaruh rasa bukan padanya
Ia, wanita yang hanya minta untuk dikuatkan oleh Tuhan pemilik rasa
Ia, wanita yang ingin berdiri kembali dari puing-puing kepatahan hatinya.
Tidak, rasa
itu tidak pernah salah. Bahwa rasa yang menaruhnya adalah Tuhan , sang pemilik
alam semesta.
Maka ketika
kita mengatakannya salah,berarti kita menyalahkan kekuasaan Tuhan,dong ^^
Tuhan Maha
pemilik Keindahan dan Kesempurnaan …
Kau hanya
diminta sedikit bersabar saja, tidak hanya untuk kau,tapi juga aq dan wanita
–wanita yang menjadi penyimpan rasa yang sempurna.
Kau adalah
wanita yang benar benar penyimpan rasa yang sempurna. Kau tetap menjaganya
dalam relung yang kau punya, hingga kau merasa lelah. Dan kau menaruh kepercayaan
yang sempurna hanya kepada Tuhan, pemilik rasa .
Kau ingat?
Dari satu tahun lalu aq memaksamu untuk kau utarakan rasa yang sudah lama kau
simpan dengan sempurna itu. Ntah bagaimana caranya, dari susunan sunanan kata
yang cukup akan mewakilinya, dari kau yang sebenarnya wanita pintar yang
lulusan komunikasi lalu memberitahunya langsung tanpa alat perantara dan
semacamnya, hingga aq menawarkan diri sebagai pelantaranya.
Kau menolaknya.
Betapa
angkuhnya aq ya ketika itu dengan meminta kau untuk melakukan hal yang pernah
aq lakukan. Yaitu menjadi *pengata rasa*. Walau aq pun mengatakannya hanya
berani lewat susunan susunan kata. Itu sudah menjadikan ku merasa hebat,lalu
minta kau melakukan hal yang sama.
Setidaknya
ketika itu aku lega, aku hanya ingin kau juga punya rasa yang sama. Kelegaan.
Walau masih akan butuh waktu untuk tau rasa yang sebenarnya dan jika rasa itu
sudah tertulis dalam Lauh Mahfudz Nya. Bukan, bukan aku tak percaya keberadaan
dan kesempurnaan Tuhan untuk perihal ini, tapi aku hanya tidak ingin merasakan
hal yang sama ketika aku dulu benar-benar menyimpan rasa dalam diam. Dalam diam
yang begitu sempurna. Hingga pada akhirnya, ia telah berkeluarga dan telah
menjadi ayah.
Tapi sungguh, ketika itu ALLAH tak membiarkan aku untuk menangis
sesegukan, aku hanya sedikit lemas,cukup sehari. Ah lupa berapa lama., hingga
pada akhirnya ALLAH dengancaraNya mendatangkan orang yang sudah aku kenali
walau dulu hanya sebatas kenalan saja. Dan untuk yang ini,aku mengutarakannya
dengan caraku yang semoga tidak seperti wanita-wanita yang mudah mengutarakan
rasanya. Sungguh, aku tidak meminta pertanggung jawaban atas rasa yang kupunya
padanya. Aku hanya minta kepada Tuhan yang dengan keMAHAan Nya untuk diberikan
petunjuk Nya yang sempurna atas rasa yang kupunya.
“Karena, yang menaruh rasa dan menghilangkan rasa adalah pemilik alam semesta. ALLAH ar-rahman, ar-rahiim.”
Semangat
terus teteh, kecuup jauuh ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar